Yogi Ahmad Erlangga Pemecah Persamaan Helmholtz



Yogi Ahmad Erlangga Pemecah Persamaan Helmholtz

                Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dengan pesat tidak lepas dari peran serta ilmu matematika, sebuah peribahasa pernah mengatakan Jika kau bisa menguasai matematika maka kau bisa menguasai dunia. Dari peribahasa tersebut sangat jelas tergambar bahwa ilmu matematika adalah ilmu yang sangat penting. Di Indonesia sendiri matematika dikenal sejak lama. Ketika itu dikenal matematikawan pertama Indonesia Dr. Sam Ratulangi yang kemudian disusul oleh BJ. Habibi dan matematikawan-matematikawan lainnya yang mengharumkan nama bangsa, tetapi tidak terlalu dikenal di negaranya sendiri, salah satunya adalah Yogi Ahmad Erlangga.

Yogi Ahmad Erlangga merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Mohamad Isis dan Euis Aryati. Yogi Ahmad Erlangga biasa dipanggil dengan sebutan Yogi. Yogi lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat tanggal 8 Oktober 1974. Dia memiliki hobi memasak, melukis, dan olahraga.

                Pendidikan Dasar hingga menengah ia habiskan di kota kelahiran. Kemudian untuk melanjutkan perguruan tinggi dia msuk ke ITB dengan mengambil jurusan Teknik Penerbangan. Pasca lulus dari ITB pada tahun 1998, Yog mulai melanjutkan pendidikan Magisternya di Delft University of Technology (DUT)., Belanda dengan mengambil jurusan Matematika Terapan.

                Tak berselang lama dia lulus dari pendidikan Magisternya, dia melanjutkan pendidikan doktoralnya di Universitas yang sama dengan mengampil jurusan yang sama pula. Yogi memilih jurusan tersebut karena kecintaannya terhada dunia matematika. Hal ini dibuktikan oleh Yogi ketika dia membuat tulisan “Desertasi”.

                Ketika dia melanjutkan S3-nya di Belanda, dosen penerbangan dari ITB ini tertantang oleh perusahaan minyak Shell yang minta bantuan DUT (Delft University of Technology) untuk memecahkan rumus Helmholtz. Shell meminta penyelesaian Persamaan Helmholtz secara matematika numerik secara cepat yang namanya robust (dapat digunakan pada semua masalah). Penelitian yang dilakukan oleh dosen ITB ini menggunakan “Ekuasi Helmholtz”. Metode ini digunakan untuk dapat mengukur gelombang akustik.
                Persamaan lokasi minyak bumi dan sebenarnya persamaan ini telah ditemukan sejak 1 abad silam oleh Hermann Ludwig Ferdinand von Helmholtz. Dia adalah seorang berkebangsaan Jerman. Dia merupakan anak dari kepala Potsdam Gymnasium Ferdinand Helmholtz dan beliau sdah wafat pada usia 73 tahun. Hermann Ludwig Ferdinand von Helmholtz ahli pada bidang fisikawan.

                Uniknya pada saat itu Yogi sendiri bukanlah seorang yang ahli matmatika. Dirinya mengaku sebagai seorang ahli teknik yang hitung-hitungannya seringkali berlindung dibalik margin error ata faktor keselamatan.padahal dalam matematika ddibutuhkan sebuah ketetapan yang benr-bener presisi. Bahkan dirinya mengaku persamaan Helmholtz pada saat itu dianggap sebagai membeli kucing dalam karung atau dalam bahasa Belanda disebut “een kat in de zag kopen”. Meskipun begitu Yogi tetap percaya diri dengan sebuah proses. Ini adalah sebuah tantangan baginya untuk diselesaikan. Yogi mengungkapkan bahw aShell selama ini harus menggunakan rumus Helmholtz berkai-kali. Bahkan, kadang-kadang  harus ribuan kali untuk survei hanya di satu daerah saja. Itu sangat mahal dari sisi biaya,waktu dan hardware. Sehingga Shell meminta DUT melakukan penelitian yang mengarah ada persamaan Helmholtz adar bisa lbih efisien,cepat, dan kebutuhan hardware yang cukup kecil.

                Untuk proyek penelitian tersebut, pemerintah Belanda, Shell dan Philips memberikan pendanaan karena proyek ini dianggap sebagai bagian dari kegiatan untuk meningkatkan perekonomian Belanda.

                Seorang pria dari Indonesia itu akhirnya memecahkan rumus Helmholtz setelah menekuninya selama kurang lebih 4 tahun. Penelitian terxsebut membutuhkan waktu yang lama karena persamaan Helmholtz adalah fungsi dari matematika numerik, yaitu matematika yang bisa diolah dengan menggunakan kompute.apalagi menurut Yogi persamaan ini sangat sulit. Ada 2 cara untuk menguraikan matematika numerik yaitu secara langsung (direct) dan iterasi.

                Persamaan Helmholtz yang berhasil dipecahkannya ini, membuat banyak perusahaan minyak dunia gembira. Pasalnya, dengan rumus temuan Yogi itu mereka dapat lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumusnya juga bisa diaplikasikan di industri radar, penerbangan, dan kapal selam. Metodeya ini digunakan untuk teknologi Blu-ray yang membuat keping itu bisa membuat data komputer dalam jumlah yang jauh lebih besar. Hasil rsetnya ini menghebohkan dunia terutama dengan kemungkinan membuat profil 3 dimensi dari cadangan minyak. Metodenya berhasil memproses data-data seismik 100 kali lebih cepat dari metode yang sekarang biasa digunakan.

                Sebelumnya, Shell selalu mempunyai masalah dalam menemukan sumber minyak bumi. Sebelum metodenya digunakan, untuk menyelesaikan Persamaan Helmholtz dibutuhkan biaya yang besar, perhitungan waktu, penggunaan komputer serta memori. Kebutuhan perangkat keras yang pada saat belum ditemukannya rumus Persamaan Helmholtz membutuhkan hampir 1000 komputer hanya untuk pencitraan 3 dimensi, saat ini sudah bisa dilakukan dengan 300 komputer. Artinya ini adalah penghematan biaya hampir lebih dari 60%.

                Dengan keberhasilan ini, memudahkan bagi perusahaan minyak untuk dapat untung yang lebih besar dengan modal yang sedikit. Karena selama ini perusahaan minyak harus mengeluarkan modal yang sangat besar untuk dapat mengetahui lokasi minyak. Maka dengan pencapaian yang telah disumbangkan oleh Yogi ini, telah membuat dunia perminyakan sangat terbantu sekali. Selama ini, perusahaan perminyakan menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi keberadaan minyak di lapisan bumi. Pantulan suara tersebut kemudian diterima kembali dan dihitung menggunakan persamaan Helmholtz.

                Dalam siaran pers tahun 2005, Universitas Delft menyatakan sangat bangga akan pencapaian Yogi. Siaran pers itu menyebutkan bahwa penelitian Yogi adalah murni matematika.Banyak pakar yang menghindari penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz karena memang sulit. Pakar terakhir yang memecahkan teori Helmholtz adalah Mike Giles dan Prof Turkel, berasal dari Swis dan Israel, masing-masing dengan caranya sendiri. Teori dari kedua pakar itulah yang kemudian dianalisis oleh Yogi beberapa waktu sehingga kemudian bisa dioptimalkan dan dijadikan metode yang cukup cepat.

                Selain itu pada 12 Agustus 2012, Aburizal Bakrie menyerahkan penghargaan Bakrie Award X kepada 6 orang yang berprestasi, termasuk kepada Yogi Ahmad Erlangga. Setiap pemenang masing-masing akan mendapatkan penghargaan berupa trofi, piagam, dan uang sebesar Rp 250 juta. Penghargaan diserahkan di XXI Ballroom Djakarta Theatre Jakarta.

                Ilmuan muda bernama lengkap Yogi Ahmad Erlangga menolak  menamakan termuannya itu dengan Erlangga Equation. Mematenkan temuan ini justru akan menghambat perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya dan menurutnya produk itu berasal dari otak sehingga tidak perlu untuk dipatenkan. Dia hanya berharap dengan tidak mematenkannya, ilmu pengetahuan akan dapat terus berkembang. Yogi Ahmad Erlangga ingin temuan ini dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena itu hak manusia. Hak ini bisa dijamin jika ilmu dimiliki publik dan bersifat open source. Thesis S3 yang disusun di Jurusan Matematika kampus yang sama di Delft, terpilih sebagai thesis terbaik di Belanda oleh MNC

Indonesia pun dapat menggunakan rumus yang dipecahkan oleh Yogi ini lewat PT Pertamina. Hanya saja terdapat beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh perusahaan minyak plat merah tersebut. Menurut Yogi PT Pertamina pun sebenarnya bisa menggunakan rumus ini untuk mencari minyak bumi dan ada yang mengatakan kalau PT Pertamina tertarik dengan temuannya, tetapi masalahnya Apakah Pertamina memiliki software-nya atau tidak.

Menurut Yogi, persamaan Helmholtz ini dalam proses penelitiannya sudah dipresentasikan di banyak negara di dunia, yaitu saat intermediate progress selama Desember 2001 hingga Desember 2005. Buku mengenai persamaan Helmholtz yang dibuatnya saat masih di Belanda pun laris manis, yaitu buku yang berjudul A Novel Multigrid Based Preconditioner For Heterogeneous Helmholtz Problems yang disusun oleh Yogi Ahmad Erlangga, C. W. Oosterlee, dan C. Vuik diterbitkan oleh SIAM Journal pada Scientific Computing tahun 2006.

Selain itu, karya hasil karya tulis yang di buat oleh Yogi Ahmad Erlangga di Belanda, yaitu:
A Robust and Efficient Iterative Method For The Numerical Solution of the Helmholtz Equation.
Advances in Iterative Methods and Preconditioners for the Helmholtz Equation.
On A Multilevel Krylov Method For The Helmholtz Equation Preconditioned By Shifted Laplacian.
Multilevel Krylov Method For The Helmholtz Equation.
Spectral Analysis Of The Discrete Helmholtz Operator Preconditioned With A Shifted Laplacian.
A parallel multigrid-based preconditioner for the 3D heterogeneous high-frequency Helmholtz equation.
A Novel Multigrid Based Preconditioner For Heterogeneous Helmholtz Problems.
Comparison of multigrid and incomplete LU shifted-Laplace preconditioners for the inhomogeneous Helmholtz equation.
A new iterative solver for the time-harmonic wave equation.
On A Robust Iterative Method For Heterogeneous Helmholtz Problems For Geophysics Applications.
A robust iterative solver for the two-way wave equation based on a complex shifted-Laplacepreconditioner.
On A Class of Preconditioners for Solving the Helmholtz equation.
Shifted Laplace preconditioners for the Helmholtz equations.

                Karena berhasil memecahkan rumus Helmholtz yang dikenal sangat sulit, pria yang saat ini menjadi Professor di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi ini masih memiliki obsesi yang belum tercapai. Obsesi tersebut adalah ingin melihat bangsa Indonesia maju. Beliau juga mendapat julukan Habibie Muda karena penemuannya yang spektakuler di bidang matematika. Kehadiran Dr. Yogi Ahmad Erlangga yang bersedia berkarya di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi. Menurut pemenang penghargaan VNO-NCW Scholarship dari Dutch Chamber of Commerce itu, ia masih memiliki obsesi pribadi yaitu ingin melakukan penelitian tentang pesawat terbang, perminyakan, dan biomekanik.

                Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari profil beliau, antara lain segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin untuk kita selesaikan. Dengan proses dan ketekunan pasti akan memperoleh hasil yang kita inginkan. Percayalah pada diri sendiri dan lakukan yang terbaik untuk semua karena sebuah pepatah mengatakan bahwa Hasil tidak akan menghianati proses. So Do the best, Give the best and Get the best.



      

Nama : Hesti Handayani
Kelas  : X MIPA 2
No       : 15



Komentar