Rendahnya Minat Generasi Muda Disektor Pertanian

Rendahnya Minat Generasi Muda Disektor Pertanian

Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yaitu negara yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Indonesia dianugrahi dengan kekayaan sumber daya alam dan tanahnya yang subur, sudah sepatutnya kita mensyukuri anugrah tersebut dengan memanfaatkannya dengan baik. Namun, nampaknya masyarakat Indonesia kurang bisa memanfaatkan kekayaan alam tersebut secara maksimal. Hal tersebut dapat dilihat pada pemenuhan pangan di Indonesia yang belum dapat mencapai swasembada pangan. Dan pada akhirnya untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut harus mengimpor dari luar negeri.

Masalah disektor pertanian yang sedang kita hadapi saat ini adalah rendahnya minat generasi muda disektor pertanian. Mereka beranggapan bahwa bekerja disektor pertanian merupakan pekerjaan yang rendah dan kurang menjanjikan bagi kesejahteraan hidup mereka.

Sekarang masih cukup banyak generasi muda yang mengambil jurusan kuliah dibidang pertanian, tetapi sedikit dari mereka yang setelah lulus dari perguruan tinggi memilih bekerja disektor pertanian. Kebanyakan dari mereka lebih memilih bekerja pada bidang - bidang pekerjaan yang lebih bergensi seperti menjadi Pegawai Negeri Sipil ataupun pegawai bank.

Sebuah survei menyatakan minat dari empat ribu lebih siswa SNMPTN( Sjafrida dan Firdaus,2010 ), dapat dilihat bahwa mayoritas pada pilihan pertama mereka memilih dibidang teknik dan kesehatan. Sedangkan bidang pertanian hanya menjadi pilihan pertama sekitar 12 % siswa, berada dibawah bidang sosial dan bidang pendidikan ( MIPA ). Diindikasikan pula pada studi tersebut motivasi utama dalam menentukan pilihan adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan adanya peluang untuk berwirausaha.

Bagi mereka yang umumnya tinggal di pedesaan dan hanya berpendidikan rendah akan memilih untuk pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri untuk mengadu nasib. Kebanyakan dari mereka memilih untuk menjadi pembantu rumah tangga, buruh pabrik, ataupun pekerjaan kasar lainnya.

Survei yang dilakukan oleh peneliti LIPI disejumlah desa di Jawa Tengah dapat menggambarkan betapa mirisnya pertanian di Indonesia dimasa mendatang. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa hampir tidak ada anak petani yang ingin menjadi petani seperti orang tuanya. Hanya terdapat sekitar 4 % pemuda usia 15 - 35 tahun yang bekerja dan berminat menjadi petani. Sisanya sebagian besar memilih untuk bekerja disektor industri.

Saat ini petani di Indonesia didominasi oleh penduduk usia tua dan lanjut. Bila minat generasi muda disektor pertanian tetap rendah sehingga sangat memungkinkan dimasa mendatang tidak akan terjadi regenerasi disektor pertanian. Sektor pertanian sebagai sumber pangan bagi manusia tidak akan mengalami berkembangan dan tetap akan menerapkan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari secara turun – menurun karena generasi muda yang mempunyai banyak ide dan inovasi sedikit yang terjun disektor petanian. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, sehingga kebutuhan akan pangan juga akan meningkat. Jika kebutuhan pangan meningkat tetapi minat generasi muda semakin menurun maka akan terjadi ketidakseimbangan dan pada akhirnya dapat menyebabkan krisis pangan.

Jika minat generasi muda sektor pertanian semakin menurun dari hari kehari maka dapat kita bayangkan bagaimana nasib pertanian Indonesia dimasa mendatang. Mungkin julukan Indonesia yang biasa dikenal sebagai negara agraris akan hilang. Maka dari itu kita harus bisa meningkatkan minat kepada generasi muda betapa pentingnya sektor petanian. Hal tersebut dapat diatasi dengan beberapa upaya. Pertama, selalu ingat bahwa manusia dimasa yang akan datang juga akan tetap membutuhkan pangan. Kedua, menanamkan kepada generasi muda bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan apabila dikelola dengan tekun dan bersungguh-sungguh. Ketiga, pemerintah memberikan perhatian lebih atau tidak mamandang remeh sektor pertanian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan harga beli hasil panen (kestabilan harga). Biasanya harga beli hasil panen tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan pada saat mulai penanam sampai pemanenan dan pada akhirnya banyak yang mengalami kerugian, jika harga beli hasil panen dinaikkan dan adanya kestabilan harga maka akan dapat meningkatkan minat generasi muda untuk menekuni sektor pertanian.


Karya : Laila Ariska Putri/17/XA2

Komentar